Dari Masalah Menjadi Peluang: Inovasi Mahasiswa Melalui Obsevasi

Nama : Eztefania Dorantez (AE45)


BAGIAN 1 : LATAR BELAKANG

Deskripsi area observasi

area yang dipilih pada observasi ini adalah lingkungan kampus Universitas Mercu Buana di Meruya berfokus pada gedung perkuliahan utama dan sekitarnya. Universitas Mercu Buana memiliki beberapa gedung bertingkat yang dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar, kegiatan organisasi, kewirausahaan, serta administrasi dengan aktivitas mahasiswa yang sangat padat dan ramah disetiap harinya.  Secara umum, lingkungan Universitas Mercu Buana tergolong sangat luas dan modern, namun dari hal tersebut juga masih terdapat beberapa kekurangan seperti dalam hal aksesbilitas dan ketersediaan fasilitas penunjang aktivitas mahasiswa. Tidak semua gedung kampus memiliki lift, sehingga membuat mahasiswa merasa sedikit kesulitan ketika harus naik ke lantai atas dan membawa barang bawaan yang banyak atau berat. Selain itu, baik kantin maupun koperasi berada di lantai dasar dan hanya digedung tertentu saja, membuat mahasiswa yang ada dilantai atas merasa kesulitan jika harus membeli makan atau minum disaat waktu istirahat yang singkat.

Selain itu, pengelolaan sampah plastik juga menjadi perhatian pada pembahasan ini. Di lingkungan sekitar tak jarang menemui sisa botol minuman atau bungkus dari makanan disekitar kelas dan juga lingkungan kampus. Walaupun demikian, kampus ini memiliki potensi besar untuk menjadi lingkungan belajar yang inovatif dan berkelanjutan karena banyak mahasiswa yang kreatif dan terbuka terhadap ide-ide baru.

Dengan adanya karakteristiknya maka, lingkungan kampus Universitas Mercu Buana menjadi lokasi yang tepat untuk melakukan observasi dan pengembangan ide bisnis inovatif yang berfokus pada peningkatan kenyamanan, efisiensi, serta kepedulian lingkungan pada kalangan mahasiswa.

Alasan memilih area observasi, saya sebagai mahasiswa Mercu Buana sering kali melihat beberapa kekurangan dalam segi sarana dan prasarana dalam lingkungan univeritas, yang membuat saya dan mahasiswa lain merasa kesulitan.

Metode yang digunakan adalah observasi secara langsung dengan pendekatan kualitatif. Dengan melakukan pengamatan secara langsung di lingkungan Universitas Mercu Buana, terutama pada gedung perkuliahan dan area kantin untuk melihat kegiatan yang biasa dilakukan oleh mahasiswa. Selain mengamati, saya juga melakukan wawancara singkat dengan beberapa mahasiswa untuk mengetahui pendapat mereka tentang fasilitas kampus, seperti akses ke kantin, kebersihan, serta kemudahan naik turun lantai. Untuk hasil pengamatan dan wawancara saya membuat catatan sebagai bahan analisis untuk menemukan masalah dan ide bisnis yang bisa dikembangkan.

 

BAGIAN 2: HASIL OBSEVASI

Tabel/data observasi

No

Fenomena yang Di obsevasi

Masalah yang Terjadi

Dampak bagi Mahasiswa

Kebutuhan yang Belum Terpenuhi

1.        

Gedung perkuliahan tinggi tanpa fasilitas lift pada setiap gedung.

Mahasiswa dan dosen kesulitan untuk naik turun tangga, terutama saat membawa barang berat atau buru-buru.

Rasa lelah, waktu istirahat menjadi berkurang, dan aktivitas jadi kurang evisien.

Fasilitas yang mudah, hemat biaya, dan ramah terhadap lingkungan.

2.        

Kantin dan koperasi hanya ada di lantai dasar dan berada hanya di beberapa gedung.

Mahasiswa dil lantai atas sulit membeli makanan dan minuman saat pergantian kelas singkat.

Mahasiswa menahan lapar,  dan kehilangan fokus belajar.

Akses minuman dan makanan cepat seperti vending machine di setiap lantai.

3.        

Sampah plastik (bungkus makanan ataupun bungkus minuman) tak jarang terlihat disekitar kelas dan lingkungan kampus.

Kesadaran membuang sampah dengan benar masih kurang dan juga fasilitas daur ulang masih terbatas.

Lingkungan kampus tampak kurang bersih dan mengurangi kenyamanan belajar.

Sistem pengelolaan sampah menarik, misalnya mesin tukar sampah jadi poin belanja.

 

4.        

Mahasiswa sering membawa cemilan sendiri atau memesan lewat aplikasi online.

Tidak ada fasilitas penjualan cepat di are kelas pad lantai atas.

Aktivitas konsumsi tidak efisien dan waktu belajar terganggu.

Solusi praktis untuk membeli produk lokal mahasiswa di are kampus.

5.        

Banyak mahasiswa mengeluh tentang naik tangga dan waktu istirahat yang sempit

Kelelahan dan kurangnya fasilitas istirahat ditiap lantai.

Produktivitas belajar menurun.

Area duduk atau rest spot sederhana di setiap lantai.

 

Ringkasan wawancara

Hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa yang berada di Universitas Mercu Buana yang terletak di Meruya, kebanyakan dari mereka merasa kesulitan untuk membeli makanan dan minuman ketika berada di lantai atas. Mereka harus turun ke lantai dasar untuk pergi ke kantin ataupun koperasi, padahal waktu istirahat antar kelas yang dimiliki sangat singkat. Karena itu, banyak yang memilih menahan lapar atau membawa makanan sendiri.

Pada ide vending machine di setiap lantai, sebagain mahasiswa memiliki pendapat setuju dan menganggap hal tersebut bisa menghemat waktu dan memudahkan mereka untuk membeli makanan atau minuman. Mereka juga memberi dukungan jika produk yang dijual pada vending machine berasal dari hasil karya dan usaha mahasiswa sendiri karena dianggap dapat membantu teman-teman yang sedang melakukan wirausaha.

Selain itu, tak jarang mahasiswa yang melihat masih ada beberapa sampah plastik yang terlihat disekitaran kampus. Mereka juga sangat tertarik dengan adanya ide mesin penukar sampah menjadi poin belanja, selain membuat lingkungan kampus menjadi lebih bersih juga dapat memberikan keuntungan bagi mahasiswa, contohnya dapat menukar poin dengan makanan di kantin.

Beberapa mahasiswa juga merasa lelah dan mengeluh dengan tidak adanya lift di beberapa gedung sehingga mereka harus naik tangga setiap hari dan setiap pergantian jam perkuliahan. Dengan adanya ide pembuatan lift sederhana berbasis tenaga surya dinilai menarik dan bisa membantu mahasiswa ataupun dosen yang membawa banyak barang.

Secara umum, mahasiswa mendukung semua ide-ide yang telah disebutkan karena daoat membuat aktivitas kampus menjadi lebih nyaman dan efisien.


 Tiga Masalah yang Teridentifikasi dan Analisisnya

 1. Kesulitan Membeli Makanan atau Minuman di Lantai Atas

 Mahasiswa kesulitan membeli makanan karena kantin hanya ada di lantai dasar. Waktu istirahat yang singkat membuat mereka sering menahan lapar.

Analisis: Diperlukan solusi cepat seperti vending machine di setiap lantai agar mahasiswa bisa membeli makanan dan minuman tanpa harus turun.

2. Banyaknya Sampah Plastik di Area Kampus

Masih sering terlihat botol dan bungkus makanan di sekitar kelas dan taman.

Analisis: Kesadaran kebersihan masih rendah. Diperlukan inovasi seperti mesin penukar sampah dengan poin belanja agar mahasiswa lebih peduli lingkungan.

3. Tidak Adanya Lift di Beberapa Gedung Kampus

 Beberapa gedung tinggi belum memiliki lift, sehingga mahasiswa dan dosen harus naik turun tangga.

Analisis:  Kondisi ini membuat aktivitas kurang efisien. Solusi yang bisa diterapkan adalah lift sederhana berbasis tenaga surya yang lebih hemat biaya dan ramah lingkungan.

BAGIAN 3: 

Ide Bsisnis Terpilih

Smart Vending Machine Produk Mahasiswa” adalah mesin penjual otomatis yang ditempatkan di setiap lantai gedung kampus dan diisi dengan produk hasil karya mahasiswa, seperti makanan ringan, minuman, kerajinan kecil, atau produk kreatif lainnya.

Mesin ini tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa yang ingin membeli makanan atau minuman dengan cepat, tetapi juga menjadi wadah promosi dan pengembangan wirausaha mahasiswa di lingkungan kampus.

Alasan Pemilihan Ide:

 1. Relevan dengan masalah nyata di kampus, mahasiswa sering kesulitan membeli makanan di lantai atas karena kantin berada di lantai dasar.

2. Mendukung pengembangan kreativitas dan kewirausahaan mahasiswa, produk yang dijual berasal dari mahasiswa sendiri, sehingga membantu mereka belajar memasarkan hasil karya dan mengelola usaha kecil.

3. Inovatif dan mudah diterapkan, teknologi vending machine sudah banyak digunakan dan bisa dimodifikasi agar sesuai kebutuhan kampus.

4. Memberi manfaat ganda, mahasiswa sebagai pembeli mendapat kemudahan, sementara mahasiswa wirausaha mendapat peluang penghasilan dan pengalaman bisnis nyata.

5. Berpotensi jadi program unggulan kampus, mendukung semangat “kampus kewirausahaan” dengan sistem yang mandiri, efisien, dan modern.

 Model Canvas Sederhana

Partner Kunci

Aktivitas Kunci

Nilai Tambah

Hubungan Pelanggan

Pihak kampus/universitas

Menyediakan dan mengelola vending machine

Mempermudah mahasiswa membeli makanan/minuman dengan capat

Pelayanan mandiri & cepat

Mahasiswa wirausaha (penyedia produk)

Mengumpulkan dan menyeleksi produk mahasiswa

Mendukung kewirausahaan mahasiswa

Dukungan kampus terhadap usaha mahasiswa

Supplier vending machine

Promosi dan pengelolaan sistem pembayaran digital

Meningkatkan citra kampus sebagai kampus kreatif dan inovatif

Interaksi melalui sistem digital

Tim teknisi & IT kampus

Pemeliharaan alat dan pengisian ulang produk

 

 


Segment Pelanggan

Sumber Daya Kunci

Saluran Distribusi

Struktur Biaya

Aliran Pendapatan

Mahasiswa dan dosen

Mesin vending otomatis

Mesin vending yang ditempatkan di setiap lantai gedung kampus

Pengadaan mesin vending

Penjualan produk melalui vending machine

 

Tenaga kependidikan kampus

Produk dari mahasiswa

Informasi melalui media sosial kampus dan aplikasi mahasiswa

Pemeliharaan dan listrik

Komisi hasil kerja sama dengan mahasiswa wirausaha

Pengunjung atau tamu kampus

Sistem pembayaran digital berupa QRIS/e-wallet

 

Bahan kemasan produk

Iklan atau sponsor di layar vending machine

 

Tim pengelola dan teknisi

 

Sistem pembayaran digital dan promosi

 


BAGIAN 4 : ANALISIS KELAYAKAN
Target Pasar

Target pasar utama dari Smart Vending Machine Produk Mahasiswa adalah seluruh civitas akademika Universitas Mercu Buana, terutama mahasiswa yang beraktivitas di gedung perkuliahan bertingkat. Mahasiswa menjadi pengguna utama karena mereka paling sering membutuhkan makanan ringan atau minuman cepat di sela-sela waktu kuliah. Selain itu, dosen, staf kampus, dan pengunjung juga termasuk dalam target pasar sekunder, karena mereka pun membutuhkan akses mudah untuk membeli produk tanpa harus ke kantin.

Kunikan Tambah

Keunikan dari bisnis ini adalah vending machine tidak hanya menjual produk biasa, tetapi diisi dengan produk hasil karya mahasiswa sendiri, seperti makanan ringan buatan tangan, minuman sehat, atau produk kreatif lainnya. Dengan begitu, proyek ini tidak hanya menyediakan kemudahan bagi mahasiswa lain, tetapi juga menjadi wadah nyata untuk mengembangkan bakat kewirausahaan dan kreativitas mahasiswa di kampus. Selain itu, sistemnya menggunakan pembayaran digital (QRIS/e-wallet) dan hemat energi, sesuai dengan tren kampus modern dan ramah lingkungan.

Kompetitor Analisi

Kompetitor utama dari ide ini adalah kantin kampus dan koperasi mahasiswa, yang juga menjual makanan dan minuman. Namun, vending machine memiliki keunggulan utama dalam kecepatan, efisiensi, dan kemudahan akses, terutama bagi mahasiswa di lantai atas atau yang memiliki waktu istirahat singkat. Sementara kantin membutuhkan waktu antre dan lokasi terbatas di lantai dasar, vending machine dapat diakses kapan saja tanpa pegawai. Selain itu, karena produk berasal dari mahasiswa sendiri, bisnis ini memiliki nilai sosial dan kolaboratif yang tidak dimiliki oleh kompetitor lainnya.

Estimasi Biaya Awal dan Harga

Untuk memulai bisnis ini, diperlukan biaya awal sekitar Rp25.000.000 – Rp30.000.000 untuk pengadaan satu unit vending machine otomatis, dekorasi, sistem pembayaran digital, dan pelatihan pengelolaan. Produk awal diisi dari hasil usaha mahasiswa yang menitipkan barang dagangannya dengan sistem bagi hasil. Harga produk yang dijual akan berkisar antara Rp5.000 – Rp15.000 per item, tergantung jenis produk. Dengan sistem komisi 10–20% dari setiap penjualan, bisnis ini berpotensi balik modal dalam waktu 6–8 bulan jika mesin aktif digunakan oleh mahasiswa setiap hari.


BAGIAN 5: RENCANA IMPLEMENTASI

Langkah-Langkah 30 Hari Pertama

Dalam 30 hari pertama, kegiatan akan difokuskan pada tahap persiapan dan uji coba awal. Pada minggu pertama, dilakukan survei lokasi penempatan mesin di beberapa gedung kampus yang strategis dan sering dilalui mahasiswa. Minggu kedua dilanjutkan dengan proses kerja sama antara pihak pengelola, mahasiswa wirausaha, dan teknisi mesin. Selanjutnya, pada minggu ketiga dilakukan pemasangan dan pengujian mesin, termasuk pengaturan sistem pembayaran digital serta desain tampilan yang menarik. Di minggu keempat, dilakukan peluncuran awal (soft launching) dan promosi melalui media sosial kampus untuk menarik perhatian mahasiswa agar mulai mencoba menggunakan vending machine.

Sumber Daya yang Diperlukan 

Untuk menjalankan program ini, dibutuhkan beberapa sumber daya penting. Pertama, sumber daya manusia, yaitu tim pengelola yang terdiri dari perwakilan mahasiswa, staf kampus, dan teknisi yang bertanggung jawab atas perawatan mesin. Kedua, sumber daya fisik, yaitu mesin vending otomatis, produk hasil karya mahasiswa, serta perlengkapan pendukung seperti listrik dan jaringan internet untuk sistem pembayaran digital. Ketiga, sumber daya finansial, yang  mencakup biaya pembelian mesin, perawatan rutin, dan biaya promosi awal. Semua sumber daya ini saling mendukung agar kegiatan berjalan lancar dan berkelanjutan.

Metrik Keberhasilan

Keberhasilan program Smart Vending Machine Produk Mahasiswa dapat diukur dari beberapa indikator. Pertama, tingkat penggunaan mesin oleh mahasiswa, dilihat dari jumlah transaksi harian atau mingguan. Kedua, partisipasi mahasiswa wirausaha, yaitu seberapa banyak produk mahasiswa yang ditampilkan dan terjual melalui vending machine. Ketiga, umpan balik positif dari pengguna, baik dari segi kemudahan, harga, maupun kualitas produk. Jika dalam tiga bulan pertama tingkat penggunaan meningkat secara konsisten dan produk mahasiswa terjual dengan baik, maka program ini dapat dikatakan berhasil dan layak dikembangkan di gedung kampus lainnya.

BAGIAN 6: REFLEKSI

Pembelajaran dari Tugas

Dari tugas ini, saya belajar bagaimana cara melakukan observasi secara langsung di lingkungan kampus dan mengubah temuan tersebut menjadi ide bisnis yang bermanfaat. Saya juga memahami pentingnya mengenali masalah nyata di sekitar kita, karena dari hal sederhana seperti kesulitan membeli makanan atau kurangnya fasilitas, ternyata bisa muncul peluang bisnis yang kreatif. Selain itu, tugas ini membantu saya mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kerja sama, dan inovasi dalam mencari solusi yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Tantangan yang di Hadapi

Selama proses pengerjaan, tantangan terbesar yang saya hadapi adalah dalam mengumpulkan data dan melakukan wawancara. Tidak semua mahasiswa bersedia memberikan pendapat secara mendalam, sehingga saya harus lebih aktif dan sabar untuk mendapatkan informasi yang lengkap. Selain itu, menyesuaikan ide bisnis agar tetap realistis dan bisa diterapkan di lingkungan kampus juga menjadi tantangan tersendiri. Namun, semua kesulitan itu memberi pengalaman berharga dalam beradaptasi dan berpikir solutif.

Rencana Pengambangan Selanjutnya

Ide Smart Vending Machine Produk Mahasiswa akan dikembangkan menjadi program yang lebih modern dan berkelanjutan. Rencana pengembangan mencakup penambahan fitur pembayaran digital yang lebih lengkap seperti e-wallet dan QRIS terintegrasi, serta tampilan digital untuk promosi produk mahasiswa di layar mesin. Selain itu, akan dilakukan pengelolaan sistem stok dan penjualan secara online, agar mahasiswa wirausaha dapat memantau produk mereka secara real time.

Langkah selanjutnya adalah menjalin kerja sama dengan pihak kampus dan unit kewirausahaan mahasiswa untuk melakukan uji coba di satu gedung kampus sebagai proyek percontohan. Jika berjalan baik, vending machine akan diperluas ke gedung lain dan bisa menjadi program resmi kampus yang mendukung kegiatan kewirausahaan mahasiswa. Dengan pengembangan yang terus dilakukan, ide ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan kampus yang inovatif, mandiri, dan mendukung semangat berwirausaha.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekonomi Inklusif: Peran Kewirausahaan dalam Pemerataan Pendapatan

Analisis Studi Kasus Kegagalan dan Keberhasilan Wirausaha dari Perspektif Motivasi dan Etika